ilustrasi (sumber: kompasiana.com) |
Terpaku Bayangmu
- NA -
Terpahat rapi di relung jiwa
Takkan sekejap lenyap
Masih pekat melekat
Jejak lama ingin kuhapus
Tapi, wajahmu enggan terpupus
Kenangan yang nyaring bergema
Tak terputus-putus
Rinduku menari-nari
Nama itu terukir lekat
Wajah itu bersemayam dalam angan
Suara itu selalu terngiang membayang
Tatapan itu abadi dalam ingatan
Jutaan detik, ku tak bersua
Sosok bak bidadari itu
Masih terus memaku pikiranku
Tak terkikis oleh deruan ombak garam kehidupan
Masih kuingat selalu
Menghabiskan tengah malam dalam kata demi kata
Kau berkisah para tokoh intelektual,
Hingga asam garam hidup kau lalui
Perkenalanku mungkin telat
Pertemuan kita juga teramat singkat
Tapi kesan itu sungguh hebat
Kuhitung tetes hujan sore ini
Layaknya kuhitung sekian waktu kumerindu
Tempiasnya membasahi relung
Membawaku pada kenangan itu
Aku melangkah telanjang
Di jalan setapakmu yang terjal
Masih kuingin gapai pesonamu
Tapi bentangan jalan masih berliku
Berharap waktu
Berharap dirimu
Di penghujung hariku
Yang masih memaku ragu
Mengenang dirimu dalam kalbu
Bangkalan, 2 September 2020
Tag :
Puisi
2 Comments for "Terpaku Bayangmu"
:')
Hehhe terharu ya
Silakan tulis komentar anda!