Karya :Andi hidayat
Gemerubuk pemuda kecil berlarian
Tumpang tindih melepas sandal
Berdorong-dorongan semangatnya menjatuhkan tubuh yang lain
Ternyata pemuda kecil mau belajar mengaji
Di suatu mushola tepat jam 14.15 WIB betapa disiplin otak mereka
Waktu bergulir senyum tawa menjadi denting
Ketika pemuda berebutan“siapa yang adzan ini,kamu saja ,aku saja,kamu saja?”
Orang tua pembersih musholla menghampri
“Tadi yang mengacungkan tangan dan berkata aku saja yang adzan!”
Dengan khusuk dan suara cempreng mencakar kahyangan
Ratusan mailakat apriori Sowan di akal pikiranku
Kala hamba yang bernyanyi lagu kebangsaan indonesia raya
Aku terguyur deras air mata
Tenggelam kalbuku dan hening sekali perasaanku terhanyut
Mengusap air mata di pipiku
Akan tetapi air mata tak mau berhenti berontak
Berguyuran mendobrak seluruh sel-sel batinku
Engsel adi rasaku patah terpatahkan
Setiap ruh pejuang seluruh ruh pemuda memeluk kencang kerinduanku
Baaaah air bah semerbak samudera tanpa dasar
Aku bak mengangkat dan menggendong bangsa Indonesia
Yang sedemikan ambruk,bobrok,dan penuh tragedi
Bangsa yang sejatinya Suci dan Perwira
Tiada bangsa yang seutuhnya dan seberharga bangsa Indonesia
Hanya saja,
Mereka pembuat sistem di garungi dan di reduksi Kapitalis dan Monopolis
Dan...dan..dan....apriori positivisme yang hambar
Kehilangan Kemanusiaan apalagi Ketuhanan
Betapa berderuh hati manusia ini, melihat Rangga pemuda kecil tewas terkapar
Berjuang melawan kejahatan,bertarung melawan ketakutan
Dan berdiri tegak dengan kapasitas kekuatan tangan kecil yang gagah
Yang sudah bersemayam di alam perdamaian
Betapa berdengung perasaan manusia sejati ini,
Membesuk petani yang coba menjaga keseimbangan ekosistem
Membuat komponen baru pesawat sederhana tenaga listrik
Harapan dapat menyengat hasil panen
Satu karung padi di bioma yang Subur dan Lojinawe katanya
Ehem ehem ehem (petani berbatuk mendekil)
Duhai negarawan coba lihatlah hama mengikis Ketabahan kami
Di bawah permukaan restoran dan gedung tingkat berAc
Petani desa tanganya yang selalu hormat pada cekikan matahari siang bolong
Keikhlasan petani tiada tara berharap dapat menghidupi pemuda generasi bangsa
Jiwa dan Ruh pembebasan dari Indonesia yang sekarang
Dan para kesatria nusantara berkumpul,bersuah dan merdeka
Allohumma Sholli „Alaa Sayyidina Muhammad,Yaa Nabii Salam Alaika
Baginda Rosululloh Saw. adalah Trasendensi dan Imanensi segala ruas kehidupan
Keikhlasan dan kegigihan perjuangan pembebasan
Wahai para pemuda berwatak gagah nan kuat Pribumi San Jaya
Pelajarilah segala teoris da praksis kehidupan Baginda Rosululloh Saw.
Yang sangat menyuar di langit dan suri tauladan yang paripurna
Hingga sampai pada 30 April-1 Mei 1926
Para pelajar dan himpunan pemuda saling merangkul rapatkan formasi barisan
Semburat memecah-mecah ke langit ingin bersatu dan menjadikan bangsa
Yang adil,merdeka,dan menyatu dalam kesatuan merumuskan jiwa kesatria
Berdeguk nafas Nurani dalam belahan dada
Proses kongres 1 berdenyuh riuh dan hasil belum terciptakan
Ada batu keras di otak, gumpilan asteorid dikotomi kelas dan ideologi
Membuktikan di retina mata kesatria
Pluralitas butuh waktu dan interaksi aktual bukan abal-abal
Semangat menjulang ke atmosfer menembus planet pluto
Merobek segala Pesimisme dan Kongres 2 di adakan
Sang pencetus yang terhormat Bapak Muhammad Yamin
Gambaran fisik putusan tuhan untuk Nusantara
Reformasi bahasa persatuan menjadi bahasa Indonesia
Gagasan seluruh kesatria di tulis bapak Muhammad Yamin
Di tanda tangani ketua kongres Soegondo Djojopoespito aktivis pendidikan
13 simbol Imperium pemuda kesatria ruh sejati bangsa Indonesia
Bapak Soegondo Djojopoespito,Soenario Sastro Wardoya,Johanes Limena, Muhammad Yamin,Karto Soewirdjo,Djoko
Morsaid,Amir Syafirudin Harahap,Way Rudolf Supratman, Sarmidi Mangoensaukoro,Kasman Singodimedjo,Muhammad
Roem,A.K Geni dan Sie Kong Long yang baik hati
Tepat tanggal 28 oktober 1928 Sumpah pemuda pertama kali di bacakan
Menggemah seluruh gunung dan samudera Indonesia
Pertama, kami putra dan putri Indonesia,mengaku bertumpah darah yang satu.tanah air Indonesia
Kedua,kami putra dan putri Indonesia,mengaku berbangsa yang satu.bangsa Indonesia
Ketiga,kami putra dan putri Indonesia,menjunjung bahasa persatuan.bahasa Indonesia
Mufakat dasar yang sehat
Kebijaksaan dalam kebajikan
Merasuk mendalam saraf Ibu Pertiwi Bangsa
Kedewasaan dari tegap dan sejati kehidupan
Para pemuda seluruh bangsa Indonesia
Jangan menyerah pada keadaan negerimu sekarang
Para pemuda Indonesia aku memanggil kesatria
Dalam lubuk akal budimu yang terkurung ambivalensi hidup
Aku memegang toa di atas lampu merah dan hijau
Para pemuda,para pemuda,para pemuda
Ayo bangkitlah dan berjuang
Sinyal membarah berkeping menjadi kesatuan
Ribuan rantai baja menyambuk tulang punggung tegas reformasi
Para pemuda Indonesia
Panjang umur perjuangan dan panjang umur hal-hal baik
Terima kasih bangsa Indonesia
0 Comments for "RADIUS HULU HILIR IMPERIUM KESATRIA"
Silakan tulis komentar anda!